sekolah internasional di Provinsi Shandong tersebut sengaja dibakar oleh sang sopir.
”Sopir membakar bus itu sehingga 11 anak-anak kita yang tak bersalah tewas terpanggang api. Sopir dan satu guru TK juga meninggal di dalam bus,” tutur Pemerintah Kota Wihai melalui akun media sosial Weibo.
Pemerintah mengungkapkan, sang sopir tega melakukan perbuatan keji itu lantaran kesal uang lembur dan tunjangan piket malamnya dihentikan pihak sekolah.
Dalam investigasi, penyidik menemukan fakta bahwa sumber api berasal dari pembakaran yang dilakukan dari bangku pengemudi.
Hal itu diperkuat dengan temuan topi diduga milik sopir yang berada dekat residu bensin dalam bus.
Terkait jumlah korban, pemerintah Tiongkok resmi mengatakan 11 bocah itu berusia antara tiga sampai enam tahun. Lima dari 11 korban berkewarganegaraan Korea Selatan dan sisanya Tiongkok.
Namun, Kedutaan Korsel membantah hal tersebut. Menurut perhitungan mereka, 10 balita mereka menjadi korban, itu termasuk lima anak berkewarganegaraan ganda.
Keluarga korban juga menentang hasil investigasi pemerintah Tiongkok, yang menyalahkan sang sopir.
“Sopir itu ditemukan di kursi penumpang. Itu mengindikasikan sopir tersebut justru ingin menyelamatkan anak-anak yang terjebak,” kata Kim Mi-Suk, ayah seorang korban warga Korsel.
0 Komentar