Peran ulama & Islam di perjalanan kemerdekaan Indonesia


Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid kembali menegaskan peran umat Islam yang sentral dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

"Sejarah secara jujur jelas menegaskan peran umat Islam dalam merebut dan mengawal kemerdekaan. Itu menunjukkan fitrahnya umat Islam di Indonesia," kata Hidayat Nur Wahid dalam acara tasyakuran 74 tahun Hijriyah Proklamasi Kemerdekaan RI di Gedung DPP PKS Jakarta Selatan, Ahad (4/6). 

Dalam orasinya, Hidayat juga mengungkapkan bahwa sejarah kemerdekaan RI juga mengungkapkan bahwa perbedaan latar belakang agama, politik dan ormas juga telah diakomodir dalam proses kemerdekaan RI. 

"Sejarah jelas menunjukkan kemerdekaan RI dipikirkan, disepakati oleh latar belakang politik, ormas dan agama yang berbeda. Semuanya bersepakat membangun negara ini yang memperjuangkan kepentingan unsur bangsa," tambah Wakil Ketua MPR RI ini. 

Penjelasan Hidayat juga terkait munculnya sikap-sikap dari sekelompok orang yang seolah-olah baru bangun tidur lalu menegaskan pentingnya Pancasila, Bhinneka lalu kemudian menuduh umat Islam yang tidak pancasilais dan tidak bhinneka. 

"Banyak peran Muslim dan tokohnya yang sering tertutupi. Kita tahunya H Muthahar. Nama aslinya Habib Muhamad Ibnu Husain al Muthahar. Dialah yang menciptakan lagu Syukur, Hari Merdeka dan Mars Pramuka. Itu habib asal Semarang," kata Hidayat. 

Ia juga menambahkan bahwa tokoh Islam seperti Muhammad Natsir melakukan terobosan pada 3 april 1950. Dalam orasinya di parlemen, Muhammad Natsir yang mewakili umat Islam menolak RI dibagi-bagi. Sikap itu lalu disepakati oleh perdana menteri Muhammad Hatta, dan pada 17 agustus 1950 Soekarno menyatakan kembali ke bentuk NKRI. 

Hidayat juga mengungkapkan fatwa ulama yang dikeluarkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga NKRI dalam bentuk tiga butir fatwa. Fatwa tersbut adalah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI adalah fardhu a'in, yang meninggal sebagai syuhada, yang berkhianat boleh dihukum mati. 

"Keberkahan fatwa itu menghadirkan perlawanan dari umat sehingga Belanda yang mendompleng sekutu bisa dikalahkan diSurabaya," tambah Hidayat. 

Mantan ketua MPR ini dalam orasinya juga mengoreksi sikap umat Islam yang tidak bersikap tepat dalam menjaga warisan para leluhur yang luar biasa ini. 

"Kita juga mesti waspada pada kelompok atau tangan-tangan yang sengaja ingin mengadu domba, yang ingin membuat gaduh dan melemahkan bangsa Indonesia. Mereka tidak ingin RI kokoh dan kuat," kata Hidayat. 

Sementara itu sejumlah anggota veteran yang hadir juga menegaskan tentang peran umat Islam dalam merebut dan menjaga kemerdekaan. "Dari awal umat Islam telah berjasa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," kata Muhamad Ghozi salah satu perwakilan Legiun Veteran yang hadir.

Posting Komentar

0 Komentar