Media Qatar Al-Jazeera Alami Serangan Siber yang Besar

Media Qatar Al-Jazeera, Kamis (9/6/2017) mengaku mendapat serangan siber besar yang menyasar seluruh platform yang mereka miliki.
"Al Jazeera Media Network di bawah serangan siber pada semua platform yang ada, mulai dari situs web dan platform media sosial," ungkap jaringan itu melalui akun Twitter mereka.
Dalam pernyataan susulan dari pengumuman itu diungkapkan bahwa Al-Jazeera mengalami serangan besar ini, setelah dua minggu terjadi peningkatan aktivitas siber yang menyasar jaringan mereka.  
"Hari ini, kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam upaya siber yang menargetkan pengguna dan sistem kami," demikian bunyi pernyataan tersebut.
"Tim kami telah bekerja dengan tekun untuk memastikan semua pengguna kami terlindungi dan sistem beroperasi dengan normal."
Setelah laporan awal serangan siber, beberapa pemirsa di wilayah tersebut mengaku tidak dapat lagi menerima siaran televisi Al-Jazeera.
Al-Jazeera, adalah salah satu organisasi berita terbesar di dunia, dan telah lama menjadi dituding sumber konflik antara Qatar dan tetangganya, dengan tuduhan pemberitaan bias dan menimbulkan masalah di wilayah tersebut.
Serangan siber beruntun terjadi di Qatar di saat ketegangan yang meningkat di Teluk.
Puncak ketegangan itu adalah ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain dan sekutu lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Negara-negara itu meyakini adanya pendanaan Doha terhadap kelompok ekstremis dan hubungan dengan Iran, sebagai negara saingan utama Arab Saudi.
Ketegangan yang berlangsung lama pecah ke ranah terbuka bulan lalu, setelah Qatar mengklaim situs berita negaranya diretas oleh pihak yang tidak dikenal.
Dengan peretasan itu, muncul berita palsu tentang pernyataan Emir Qatar mengenai dukungan terhadap Iran dan kelompok Hamas Palestina.
Ucapan tersebut disebarkan secara luas dan diyakini sebagai kebenaran di seluruh wilayah.
Awal bulan ini, Qatar mengatakan Biro Penyelidikan Federal (FBI) membantu menyelidiki sumber dugaan peretasan tersebut.  
Selanjutnya, muncul laporan di media yang menunjukkan bahwa Qatar telah menjadi target hacker Rusia, -sebuah klaim yang langsung dibantah Moskwa.  

Posting Komentar

0 Komentar