Tagar #BoikotIndosat menggema di media sosial Twitter sejak Senin siang (5/6). Entah apa yang menyulutnya menjadi heboh begini, hingga sampai tengah malam tagar tersebut masih bertengger di nomor satu topik paling dibicarakan di Twitter kawasan Indonesia.
Indosat Ooredoo sendiri akhirnya angkat bicara mengenai tagar #BoikotIndosat ini. Perusahaan menyatakan bahwa sama sekali tidak ada pemecatan, ataupun pelaporan ke polisi terhadap karyawannya atas nama Riko M Ferajab yang di akun LinkedIn-nya, tertulis bahwa dia menjabat sebagai "Sales & Marketing in FMCG and Telecom Business."
"Pegawai itu tidak kami pecat. Sama sekali tidak ada pemecatan. Sudah diajak bicara oleh atasannya langsung, dan bukan oleh HRD. Dia menerima secara terbuka teguran itu," kata Deva Rachman, Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo.
Riko menjadi perhatian publik karena statusnya di Facebook yang menunjukkan sikap mendukung Rizieq Shihab. Seorang pengguna Twitter kemudian melakukan screenshot atas status itu dan menilai telah melakukan caci maki terhadap pemerintah.
Kicauan Twitter itu kemudian diketahui oleh Presiden Direktur dan CEo Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, yang menyatakan "perusahaan kami tidak tolerate sama sekali pegawai yang anti NKRI." Alexander juga sempat menyebut ada "langkah sudah diambil."
Para pengguna Twitter kemudian menarik kesimpulan sendiri, bahwa eksekutif Indosat semena-mena memperlakukan karyawannya dan drama ini disulut oleh hembusan kabar yang menyatakan Indosat telah mengambil langkah pemecatan dan melaporkan Riko ke polisi.
Deva membantah segala tudingan di Twitter yang menyatakan bahwa Alexander Rusli dan Indosat telah mengambil langkah pemutusah hubungan kerja. Deva menegaskan, di akun Twitter milik Alexander, memang tergambarkan ada upaya menindak tegas dari keterangan "langkah sudah diambil," tetapi itu bukan berarti perusahaan melakukan pemecatan atau melaporkan ke polisi.
"Menindak tegas di sini artinya memberi warning, karena memang begitu aturannya," tambah Deva.
Hingga dini hari ini, tagar #BoikotIndosat telah dikicaukan hampir 4.000 kali. Sikap boikot itu ditunjukkan dengan berhenti menggunakan layanan atau kartu SIM Indosat.
Indosat sendiri menyatakan perusahaannya akan mengambil sikap menghargai sikap pegawai dalam berpendapat, maupun menyalurkan aspirasi politik, selama itu tidak membawa atribut perusahaan. Setiap pendapat atau aspirasi pribadi akan menjadi tanggungjawab pribadi dan tidak ada kaitannya dengan sikap perusahaan. Namun, Deva menggarisbawahi bahwa segala ungkapan di media sosial harus dilontarkan secara bijaksana, beretika, dan sesuai peraturan yang berlaku.
0 Komentar