Perpecahan negara-negara Teluk Arab dengan Qatar rupanya membawa pengaruh juga bagi negara lain. Pasalnya saat ini Filipina melarang pekerjanya untuk pergi ke Qatar menyusul pemutusan hubungan diplomatik negara-negara tetangga dengan Qatar. "Ada begitu banyak desas-desus tak enak beredar yang menyatakan beberapa hal sedang tidak berjalan baik di sana. Karena itu kami membuat larangan ini sampai kami selesai melakukan penilaian terhadap situasi di sana," kata Sekretaris Buruh Filipina, Silvestre Bello, seperti dilansir dari laman BBC, Rabu (7/6).
Bello menuturkan ada kekhawatiran tentang dampak yang akan dialami para pekerja asing mengingat situasi di sana sedang tidak cukup kondusif. Filipina memiliki lebih dari dua juta tenaga kerja yang bekerja di Timur Tengah di mana 140.000 orang di antaranya kerja di Qatar.
Kebanyakan tenaga kerja Filipina itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga, awak kapal, pegawai konstruksi, hingga perawat. Namun ada juga beberapa dari mereka yang melakukan pekerjaan lain.
Kekayaan sumber minyak di negara tersebut menjadi alasan utama warga negara Filipina tertarik bekerja di sana. Pendapat yang bisa diraup pun sudah pasti besar.
Namun, sejak negara itu diisolasi oleh negara Liga Arab lain, pemerintah Filipina khawatir akan terjadi kekurangan pangan di sana karena Qatar mengimpor 90 persen produk pangannya dari negara lain.
Qatar juga diketahui sangat bergantung pada pekerja asing. Lebih dari separuh dari 2,5 juta penduduknya berasal dari luar negeri.
Pemerintah Qatar mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil berbagai tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kehidupan di negaranya akan berjalan normal meski di bawah blokade negara lain.
0 Komentar