Petugas keamanan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar kembali menemukan 500 butir berupa detonator yang terbungkus dalam paket siap kirim pada Minggu 11 Juni 2017 sekitar pukul 04.30 Wita. Bahan peledak itu awalnya diperiksa oleh petugas X-ray bernama Tri, kemudian paket itu diserahterimakan di Ruangan Air Cargo Terminal Supervisor RA Cargo.
"Kita sudah serahkan temuan denator itu ke Kepolisian Sektor Bandara untuk diproses lebih lanjut," tutur Juru bicara PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, I Turah Ajiari, Ahad, 11 Juni 2017.
Dia mengatakan bahwa setiap temuan barang berbahaya, baik itu bahan peledak atau narkoba. Maka petugas atau pengelola bandara harus cepat mensterilkan situasi dan memastikan jika orang dan barang yang akan diangkut melalui angkutan udara dalam keadaan aman. "Kami ingin mendukung keselamatan penerbangan, jika dalam tugas ditemukan barang berbahaya," kata Turah. "Jadi seusai aturan maka kita harus laporkan ke polisi."
Sementara itu, Kepala Polsek Bandara Hasanuddin Inspektur Satu Ahmad mengatakan bahan yang ditemukan oleh petugas di layar X-ray memang mencurigakan. Sehingga Tri, petugas pemindai bandara berinisiatif membawa barang itu ke area steril. "Bahan peledak itu ditemukan dalam lima bungkus bersama kue, dengan rinciannya sebungkus itu berisikan seratus butir," kata Ahmad.
Menurut dia, saat ini petugas bandara bersama aparat polisi telah mengamankan detonator tersebut kemudian menyerahkan ke Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Karena data pengirimnya bernama H. Jamaluddin, yang beralamat di Daeng Karamang Sungguminasa, Kabupaten Gowa dan penerima H. Raji, beralamat Jalan MT Haryona gang Cendrawasih No. 20B RT. 01 RW. 01 Katapang Kalimantan Barat.
Dan rencana paket tersebut akan dikirim menggunakan pesawat Garuda nopen GA-611 dengan tujuan Pontianak (PNK). "Ini yang sedang kami telusuri karena menggunakan jasa pengiriman JNE. Kita sementara cari tahu identitas pengirim, bisa jadi identitas palsu," ucap dia. Terkait nomor telepon yang tertera di paket, ia mengaku saat dihubungi masih dalam kondisi aktif.
Sebelumnya paket ini juga sudah pernah ditemukan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada Januari 2017 lalu. Saat itu petugas keamanan bandara menemukan 300 detonator yang ingin digunakan untuk mengebom ikan.
0 Komentar