Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang mengatakan tim kepolisian yang menjadi pengungkap kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan adalah tim kepolisian yang dulu pernah mengungkap para pelaku perampokan di Pulomas pada tahun 2016.
"Mereka ini tim yang mengungkap kasus di Pulomas. Timnya di situ semua itu," ujar Saut usai peluncuran film antikorupsiSahabat Pemberani di Mal FX, Jakarta Selatan, Minggu (21/5).
Perampokan Pulomas terjadi di rumah milik Dodi Triono, 26 Desember 2016, sekitar pukul 15.00 WIB. 11 orang menjadi korban, 6 di antaranya--termasuk Dodi--tewas. Para korban disekap di kamar mandi berukuran 1,5x1,5 meter.
Penyekapan itu diketahui 17 jam kemudian, sekitar pukul 08.00 WIB, setelah teman salah satu korban yang datang ke rumah tersebut mendengar suara rintihan.
Dalam hitungan jam, polisi menemukan para pelaku. Sedangkan kasus Novel terjadi pada 11 Mei 2017. Hingga kini, polisi belum menemukan pelakunya.
Menurut Saut, lamanya polisi mengungkap siapa pelaku penyiram air keras tersebut diduga akibat perilaku pelaku yang bukan penjahat seperti pada umumnya.
"Kesulitannya adalah perilaku pelakunya. Beda sama residivis yang wajahnya udah dikenal, begitu lihat cctv (closed circuit tv) aja udah tau. Kalau ini kan kita enggak tahu perilaku pelakunya seperti apa. Jadi polisi juga kesulitan." kata Saut.
0 Komentar