yang berdatangan sejak Jumat lalu. Area dalam komplek Balai Kota sampai tidak bisa menampung karangan bunga yang terus berdatangan sehingga membanjiri trotoar di luar pagar Balai Kota dan IRTI Monas, pada Rabu, 26 April 2017.
"… Pesan bunga dan dikirim ke Balai Kota sudah kami jalankan, salam hormat," begitu bunyi pesan WhatsApp yang beredar itu.
Dalam screenshot percakapan itu, muncul nama Ahok sebagai penerima pesan. Kemudian, pesan kepada Ahok itu berlanjut. "Jumlahnya 1.200 karangan bunga Pak sesuai perintah Bapak kemarin. Dikirimnya bertahap supaya terkesan alami, ya, Pak."
Selang beberapa menit, pesan yang diduga dari Ahok itu muncul. "Ok, kalau bisa besok dikirim mewakili banyak kalangan ya."
"Siap Pak, salam hormat," balas pesan yang tidak diketahui sumbernya itu. Terakhir, percakapan ditutup si penerima pesan yang diduga Ahok. "Upayakan media asing memuat berita."
Ahok sendiri membantah adanya percakapan itu. Menurut dia, screenshot percakapan itu palsu. Bahkan, Ahok menilai orang yang membuat capturepesan tersebut tidak pintar.
"Lu baca saja capture-nya bikin palsu saja bodoh. Hijaunya kebaca dari siapa. Lu perhatiin betul-betul," katanya di Balai Kota DKI, Rabu, 26 April 2017.
Ahok lantas mempertanyakan tujuan orang itu membuat percakapan palsu yang mengatasnamakan dirinya. "Orang yang bikin itu, ya, maunya apa dari gua gitu lho. Tanya dia, maunya apa bikin gitu," kata Ahok.
0 Komentar