Kericuhan yang terjadi pada Aksi Damai menuntut diadilinya Ahok disebabkan tindakan represif aparat

Aksi Damai menuntut diadilinya Ahok atas dugaan Penistaan Agama yang telah berlangsung dari siang hingga malam dengan tertib, damai dan kondusif akhirnya dicederai dengan tindakan represif aparat yang bermaksud untuk membubarkan masa karena kegiatan aksi damai telah melampaui batas waktu yang disepakati hingga pukul 18.00. Entah apa yang menyebabkan aparat melakukan tindakan represif dengan memulai penembakan gas air mata secara bertubi-tubi kepada para orator dan peserta aksi yang sedang duduk-duduk mendengarkan orasi. Meskipun para orator sudah menyerukan kepada aparat agar jangan tambak, namun seruan itu tidak digubris oleh aparat dan semakin banyak melontarkan tembakan-tembakan gas air mata kepada para demonstran. Tak pelak lagi hal ini memancing kemarahan dari peserta sehingga terjadi gesekan dilapangan. Desakan para demonstran yang menghindari gas air mata sempat merobohkan bebrapa pagar kawasan monas. Tindakan aparat yang tidak menghiraukan seruan para ulama untuk jangan menembak, mengakibatkan kemarahan massa sehingga merusak mobil-mobil polisi yang sedang diparkir untuk mendistribusikan makanan dan minuman kepada para pendemo.
Sebelumnya Kapolda Metro Jaya sempat memerintahkan tembak ditempat kepada para demonstran yang anarkhis yang kemudian menuai kontroversi bahkan pertentangan dengan Kapolri. Meskipun Kapolda telah meralat pernyataannya dan berjanji untuk persuasif terhadap pendemo namun pada kenyataan dilapangan terjadi tindakan represif yang dilakukan oleh aparat terhadap para demonstran.



Berikut ini pernyataan ulama yang berada di garda terdepan dan melakukan orasi.
Seorang pemuda menghimbau aparat dengan poster "buktikan kita cinta damai" disertai teriakan kepada aparat untuk membaca tulisan tersebut, namun tidak digubris.

Posting Komentar

0 Komentar