Presiden Joko Widodo meninjau langsung penanganan kebakaran hutan di Dusun Garonggang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Jokowi bahkan masuk sampai tengah hutan yang sudah hangus.
Jokowi bersama rombongan yang terdiri dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala KSP Teten Masduki, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang menjadi Rival Jokowi dalam Pilgub DKI dan Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar menempuh jalur darat dari Kota Palembang. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dan tak ada sinyal seluler.
Kondisi tekstur jalan pun bergelombang sehingga sesekali iring-iringan mobil harus berjalan amat perlahan. Jalan yang belum diaspal atau pun dilapisi beton membuat pasir-pasir berterbangan.
Sesampainya di posko penanggulangan kebakaran lahan hutan, Jokowi dan jajarannya langsung menuju tengah hutan. Mereka melihat-lihat dampak kebakaran sambil berkoordinasi.
Tanah pada lahan yang hangus tersebut menjadi labil. Sehingga sedikit amblas ketika diinjak.
"Kita sudah bicarakan masalah kebakaran lahan dan hutan yang menyebabkan kabut asap di enam provinsi. Memang tadi pagi yang kita lihat titik apinya paling banyak di Sumsel sehingga kita meluncur di sini. Kalau kita lihat memang ada penurunan dibanding kemarin, dari 321 menjadi 129. Tapi apapun, ini tetap mengganggu," tutur Jokowi usai meninjau lokasi.
Hal ini bisa menjadi jawaban atas surat terbuka dari Riau dan Jambi yang menyatakan seolah-olah Presiden tidak peduli dengan kebakaran hutan yang terjadi di Sumatra.
Berikut isi surat terbuka tersebut :
SURAT RIAU dan JAMBI UNTUK INDONESIA
Yth. presiden RI bapak joko widodo. Titik api di sekitar kami bukanlah simbol kemarahan Allah, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian negara terhadap daerah. Bapak mau k esini sekarang ? bandara ditutup pak, lagipun tak ada anak sekolah ynag menyambut bapak, sekolah di liburkan. Mau menempuh jalan darat? bahaya pak, asap tebal tidak bagus untuk kesehatan bapak dan ibu iriana.
Biarkan saja seperti ini agar riau menjadi lahan sawit dan bisa ditanam tanaman industri, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidakberdayaan kami di sini. Kami pasrah, mungkin ini kehendak Allah.Bagi saudara/i kami di daerah lain, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan, mohon maaf karena kiriman asap riau dan jambi kelian jadi terganggu. udara di jambi juga berstatus bahaya.
Berita dari berbagai media katanya Pekanbaru sudah tidak layak huni lagi karena 5% udara yg bersih yang bisa di hirup. Innalillah ~..Pray for Riau dan Jambi..Pemerintah pusat sudah tidak peduli pada kami.Hari ini puncaknya 6 juta rakyat Riau terkena kanker paru-paru, terutama anak-anak. Sepertinya lebih peduli pada kekisruan internal ditubuh istana dari pada nasib 6 juta rakyat Riau.
Padahal Riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara. tolong sebarkan karena media TV dan Koran tidak banyak memberitakan, terlalu sibuk dengan pemberitaan kepentingan pribadi dan kelompok semata didalam istana.Belum lagi usai bencana asap kami sudah dihadapkan lagi pada menurunnya hasil pertanian karet dan sawit yang ditambah harga penjualan nya yang menurun derastis sampai titik terparah. Semoga pemerintahan pusat dan daerah bisa melihat sedikit bencana yang kami hadapi dan memberikan solusi jalan keluarnya. Hanya doa yg bisa kami harapkan, sebelum rakyat Riau mati pelan-pelan & lari disini.
PRAY FOR RIAU DAN JAMBI!
0 Komentar