Baru Dibangun, Jalan Layang "Pelangi" Antapani Bandung Retak

Sebuah retakan menganga di bagian bawah jalan layang Antapani Bandung (Jembatan Pelangi).
Kondisi tersebut telah berlangsung sejak beberapa hari lalu dan sempat ramai di media sosial.
Dari hasil pantauan, retakan berada di sisi kanan jalan dari arah Antapani menuju Jalan Jakarta. Titiknya tak jauh dari persimpangan jalan.
Terpal biru menutup bagian jalan layang yang rusak. Setelah didekati, aspal jalan tampak berlubang cukup dalam. Air limbah berwarna abu-abu yang mengeluarkan bau busuk tercium menyengat.
Di sisi lubang aspal, tembok bawah jalan terlihat retak terbuka. Lebar retakan fondasi diperkirakan sekitar 30 sentimeter dengan panjang sekitar semeter.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Iskandar Zulkarnaen mengatakan, retakan tersebut disebabkan kebocoran pipa PDAM. Kondisi itu mengakibatkan penahan timbunan beton retak.
"Yang terbuka adalah penahan timbunan dari beton ringan akibat kebocoran pipa PDAM dan tidak terlalu berdampak dengan struktur utamanya. Dugaan sementara adalah pipa PDAM," ujar Zul saat dihubungi lewat pesan singkat, Kamis (8/5/2017).
Untuk menangani masalah tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung telah berkoordinasi dan melakukan perbaikan bersama PDAM dan Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan). Perbaikan dilakukan dengan penyedotan air untuk mengeringkan saluran yang bocor.
"Kami juga berkordinasi dengan kontraktor dan Pusjatan karena masih dalam masa pemeliharaan," jelasnya.
Jalan layang Antapani terbilang baru dibangun karena diresmikan pada Januari 2017 lalu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jembatan itu dibangun dengan struktur baja bergelombang. Teknologi ini diklaim menjadi yang pertama diaplikasikan di Bandung.
Untuk membangun jalan layang tersebut, pemerintah mengeluarkan dana Rp 23,5 miliar. Sebanyak Rp 21,5 miliar dari Pusjatan dan Rp 2 miliar dari Pemkot Bandung. Pembangunan jalan layang ini juga dibantu Korea Selatan berupa bahan bangunan.
Kepala Balitbang Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, jembatan ini menggunakan teknologi struktur baja bergelombang dengan panjang 22 meter. Pembangunan ini bertujuan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang Antapani, tepatnya di jalan Jakarta-Terusan Jakarta yang selama ini menjadi sumber kemacetan.

Posting Komentar

0 Komentar